Minum obat secara teratur bisa membantu penyembuhan suatu penyakit. Tidak hanya untuk suatu penyakit tertentu tetapi juga untuk penyakit yang memerlukan pengobatan jangka panjang. Tetapi banyak yang kurang menyadari arti pentingnya suatu pengobatan. Bagaimana resiko komplikasi dari suatu penyakit tertentu bisa dicegah dengan rutin mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter.
Bagaimana mengetahui terjadinya komplikasi dari suatu penyakit? Apakah yang dimaksud dengan komplikasi? Pengobatan jangka panjang yang dimaksud seperti apa? Apakah aman minum obat terus menerus? Bagaimana dengan resiko kerusakan organ tertentu kalau harus terus-menerus minum obat? Ini pertanyaan yang sering sekali diutarakan ketika mendapatkan informasi tentang pentingnya pemakaian obat secara rutin dari Apoteker.
Pertama yang harus dipahami adalah penggunaan obat secara rasional. Salah satu kriteria dari pengobatan secara rasional adalah Tepat Dosis. Dosis, jumlah, cara, waktu dan lama pemberian obat harus tepat. Apabila salah satu dari empat hal di atas tidak dipenuhi maka efek dari pengobatan tidak akan tercapai dengan optimal.
Tepat dosis atau jumlah artinya obat yang diberikan untuk pengobatan suatu penyakit harus sesuai dosis dan jumlah yang dibutuhkan, agar pengobatan yang dijalani dapat membantu penyembuhan atau mengurangi gejala dari penyakit.
Tepat cara pemberian artinya pemakaian obat harus tepat agar dapat memberikan reaksi yang diperlukan. Misalnya penggunaan obat penurun panas hanya bila timbul demam, sehingga apabila kondisi suhu tubuh tidak tinggi dari yang seharusnya maka obat ini tidak diperlukan dan lebih baik diminum setelah makan.
Tepat interval waktu pemberian obat artinya jarak waktu pemberian harus sesuai aturan pakai yang sudah diberikan. Ketika obat diberikan 2 (dua) kali sehari artinya pemakaian obatnya harus setiap 12 jam sekali. Apabila aturan pakai 3 (tiga) kali sehari, maka obat diminum dalam jangka waktu 8 jam sekali.
Tepat lama pemberian obat artinya lama pemakaian obat harus sesuai yang dibutuhkan untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Misalnya untuk pengobatan pada kasus Tuberkulosis paling singkat adalah 6 (enam) bulan. Sedangkan pemakaian obat asam mefenamat untuk membantu mengurangi sakit dan nyeri hanya apabila diperlukan.
Pada kasus penyakit yang tidak menular seperti hipertensi, diabetes, stroke dan penyakit lainnya memerlukan pengobatan yang rutin dan jangka panjang. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas ) tahun 2013 terdapat lima penyakit dengan prevalensi terbanyak di Indonesia. Jumlah penderita hipertensi sebanyak 25,8 %, paling banyak ditemukan di propinsi Bangka Belitung sebanyak 30,9 %, Kalimantan Selatan sebanyak 30,8 % dan Kalimantan Timur sebanyak 29, 6%. Penyakit terbanyak urutan kedua yaitu penyakit sendi diikuti oleh penyakit Hepatitis B. Urutan ke-empat yaitu serangan stroke dan terakhir balita kurang gizi.
Melihat dari tingginya angka penderita hipertensi di Indonesia maka penyakit ini sama sekali tidak boleh dianggap sepele. Apalagi hipertensi merupakan penyakit Silent Killer dimana sering terjadi tanpa gejala yang khas dan bisa menimbulkan penyakit penyerta seperti stroke dan gagal jantung. Dengan keadaan seperti ini perlu disadari bahwa yang utama perlu dilakukan yaitu menjaga pola hidup agar terhindar dari penyakit ini dan juga menggunakan obat antihipertensi secara teatur.
Namun tidak sedikit masyarakat yang kadang masih menganggap sepele pengobatan hipertensi. Obat diminum apabila hanya terdapat keluhan dan apabila keluhan sudah hilang maka pemakaian obat kadang langsung dihentikan. Padahal dengan pemakaian obat antihipertensi yang tidak teratur maka resiko tekanan darah akan kembali naik cukup besar. Di samping itu meningkatnya resiko untuk terjadinya kerusakan pembuluh darah pada ginjal berakibat pada terjadinya gagal ginjal. Dengan minum obat anti hipertensi secara teratur juga akan mengurangi timbulnya penyakit lain yang diakibatkan oleh penyakit sebelumnya dan disebut dengan komplikasi.
Pertanyaan umum yang sering diutarakan adalah apakah aman untuk meminum obat anti hipertensi jangka panjang terhadap organ tubuh. Obat yang sudah diresepkan oleh dokter tentunya sudah sesuai dengan kondisi penyakit yang dialami. Sehingga dosis sudah diatur melalui standar dosis dan jumlah yang aman untuk membantu pengobatan penyakit terutama yang memerlukan waktu yang lama seperti hipertensi, diabetes dan jantung.
Ada beberapa obat yang memang memerlukan perhatian dan dosis serta aturan khusus karena akan berpengaruh terhadap organ hati dan ginjal. Contohnya obat untuk terapi TB serta beberapa untuk terapi HIV. Diperlukan konsultasi pengobatan dengan dokter dan apoteker keluarga. Jangan lupa untuk selalu memberikan informasi kepada dokter dan apoteker tentang obat yang sedang, pernah atau menimbulkan alergi sehingga pengobatan menjadi lebih optimal serta mencegah terjadinya interaksi antar obat yang dikonsumsi.
Saran yang diberikan untuk pengobatan jangka panjang adalah minum obat secara teratur sesuai dosis yang sudah ditentukan dan dengan segelas air putih di waktu yang sama agar menjadi pengingat untuk menggunakan obat secara teratur.
(Penulis: Apoteker Maria Amandit)
Sumber:
1. Cara Cerdas Gunakan Obat, Buku Saku, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017
2. www.hellosehat.com, Apakah Aman Minum Obat Resep Setiap Hari Dalam Waktu Lama, Ajeng Quamila, 2017
3. Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013